Sport Club Internacional, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Internacional atau Inter de Porto Alegre, merupakan salah satu klub sepak bola paling bersejarah dan berpengaruh di Brasil. Dengan warna kebesaran merah dan putih, klub ini mendapat julukan Colorado dan identitas sebagai “Clube do Povo” (Klub Rakyat). Dari awal berdirinya pada tahun 1909, Inter telah menjadi simbol keterbukaan sosial, rivalitas yang membara, serta kebanggaan masyarakat Porto Alegre.

Baca juga : Tragedi Tol Cipali Kecelakaan Maut di Ruas Tol
Baca juga : Minimalisme Kalangan Menengah ke Bawah
Baca juga : jejak karier achmad jufriyanto
Baca juga : Inovasi Perkebunan Pohon Mangga Berkualitas
Baca juga : Petualangan Mendaki Gunung Merbabu
Baca juga : Mabar Free Fire bagi Anak Dampak Nyata
Sepanjang sejarahnya, Internacional telah meraih berbagai gelar prestisius, baik di tingkat nasional maupun internasional. Di pentas domestik, mereka pernah menguasai Brasil dengan tiga gelar liga, termasuk musim legendaris tahun 1979 ketika menjadi satu-satunya juara tak terkalahkan dalam sejarah kompetisi. Di level internasional, kejayaan terbesar datang pada 2006 ketika Inter menaklukkan Barcelona di final Piala Dunia Antarklub FIFA, sebuah kemenangan yang mengukuhkan namanya di panggung dunia.
Namun, di balik deretan piala, Internacional juga menyimpan cerita panjang tentang perjuangan sosial, rivalitas abadi melawan Grêmio dalam derbi Grenal, serta tradisi kuat dalam membangun pemain berbakat yang menjadi ikon bagi Brasil.
Sejarah Awal (1909–1940-an)
Internacional didirikan pada 4 April 1909 oleh tiga bersaudara keturunan Italia: Henrique, José, dan Luis Poppe. Nama “Internacional” dipilih sebagai simbol keterbukaan: klub ini tidak membatasi keanggotaan hanya untuk kelompok etnis tertentu. Pada masa itu, banyak klub Brasil cenderung eksklusif, hanya menerima pemain dari kalangan elit atau komunitas tertentu, namun Internacional membuka pintunya bagi siapa pun yang ingin bermain sepak bola.
Pertandingan pertama Inter tercatat pada tahun yang sama melawan Grêmio, klub yang kelak menjadi rival abadinya. Meski kalah telak 0–10 dalam laga tersebut, benih rivalitas mulai tumbuh dan berkembang menjadi salah satu derbi paling panas di dunia.
Pada dekade 1930-an, Internacional mulai menunjukkan dominasinya di kompetisi regional. Mereka memenangkan beberapa gelar Campeonato Gaúcho, turnamen utama negara bagian Rio Grande do Sul. Salah satu tonggak penting adalah keberhasilan mereka mendirikan stadion sendiri, sebuah langkah penting untuk memperkuat identitas klub.
Era Pertumbuhan & Rivalitas dengan Grêmio
Hubungan dengan Grêmio Foot-Ball Porto Alegrense membentuk identitas Internacional sejak dini. Derbi ini dikenal dengan nama Grenal, gabungan dari “Grêmio” dan “Nacional” (sebutan awal untuk Inter). Pertandingan Grenal bukan hanya tentang sepak bola, tetapi juga pertarungan kelas sosial, budaya, dan identitas masyarakat Porto Alegre.
-
Grêmio pada masa awalnya dikenal lebih eksklusif, identik dengan kelas menengah ke atas dan imigran Jerman.
-
Internacional, sebaliknya, mengusung citra inklusif, terbuka untuk siapa saja, termasuk imigran Italia, Spanyol, Portugis, dan komunitas pekerja.
Karakter “rakyat” inilah yang melekat hingga kini pada Inter, memberi mereka sebutan Clube do Povo.
Pada era 1940-an, Internacional mendominasi sepak bola Rio Grande do Sul. Tercatat mereka memenangkan 8 gelar Campeonato Gaúcho secara beruntun antara 1940–1948, sebuah prestasi luar biasa yang memperkokoh status mereka sebagai kekuatan utama.
Kejayaan Nasional (1970-an – 1980-an)
Era 1970-an menandai puncak kejayaan Internacional di Brasil. Dipimpin pelatih legendaris Rubens Minelli, Inter menampilkan sepak bola menyerang yang efektif, dengan deretan pemain bintang seperti Falcão, Figueroa, Carpegiani, dan Valdomiro.
-
1975: Internacional meraih gelar Campeonato Brasileiro Série A untuk pertama kalinya.
-
1976: Mereka mempertahankan gelar dan mencatatkan diri sebagai kekuatan dominan.
-
1979: Inter menorehkan sejarah sebagai satu-satunya tim yang menjuarai liga Brasil tanpa satu pun kekalahan. Rekor ini masih bertahan hingga hari ini.
Dominasi tersebut membuat Internacional menjadi salah satu klub paling disegani di Brasil, bahkan diakui sebagai simbol sepak bola modern kala itu.
Namun, pada dekade 1980-an, meskipun tetap kompetitif, Inter mulai mengalami penurunan performa di level nasional, seiring meningkatnya persaingan dari klub-klub besar lain seperti Flamengo, São Paulo, dan Corinthians.
Era Modern & Prestasi Internasional (2000-an)
Memasuki abad ke-21, Internacional kembali bangkit dan meraih kejayaan internasional.

-
2006: Tahun paling bersejarah. Internacional menjuarai Copa Libertadores untuk pertama kalinya setelah mengalahkan São Paulo di final. Tak lama kemudian, mereka membuat kejutan besar dengan mengalahkan Barcelona 1–0 di final FIFA Club World Cup di Jepang. Gol tunggal dicetak oleh Adriano Gabiru, mengantarkan Inter menjadi juara dunia.
-
2007: Inter memenangkan Recopa Sudamericana, menegaskan status mereka di pentas kontinental.
-
2008: Mereka menjuarai Copa Sudamericana, sebuah trofi penting yang melengkapi koleksi gelar internasional.
-
2010: Internacional kembali menjuarai Copa Libertadores, memperkuat reputasi mereka sebagai salah satu klub elite Amerika Selatan.
-
2011: Inter meraih gelar Recopa Sudamericana kedua.
Dengan deretan prestasi ini, Internacional masuk ke dalam jajaran klub Brasil dengan reputasi global.
Pemain Ikonik & Legenda Klub
Internacional telah melahirkan dan menampung banyak pemain legendaris, di antaranya:
-
Paulo Roberto Falcão: Maestro lini tengah, dijuluki “Rei de Roma” saat bermain di AS Roma. Salah satu gelandang terbaik Brasil sepanjang masa.
-
Elias Figueroa: Bek asal Chili, dianggap salah satu bek terbaik dunia pada era 1970-an.
-
Valdomiro: Penyerang yang menjadi ikon Inter di era 1970-an.
-
Fernandão: Kapten inspiratif yang memimpin tim menjuarai Libertadores dan Piala Dunia Antarklub 2006.
-
Andrés D’Alessandro: Playmaker asal Argentina, menjadi simbol klub di era modern berkat loyalitas dan kualitas teknisnya.
-
Nilmar, Alexandre Pato, Leandro Damião: Produk akademi dan penyerang yang pernah bersinar bersama Inter.
Budaya, Suporter, dan Identitas “Clube do Povo”
Internacional dikenal dengan basis suporter fanatik yang disebut Colorados. Salah satu kelompok ultras paling terkenal adalah Guerreros Colorados, yang memenuhi stadion Beira-Rio dengan nyanyian, koreografi, dan spanduk raksasa.

Julukan Clube do Povo tidak hanya slogan, tetapi juga identitas nyata. Internacional sejak awal terbuka menerima pemain dari berbagai latar belakang etnis dan sosial, menjadikannya simbol inklusivitas.
Estádio Beira-Rio, stadion kebanggaan Inter, dibuka pada tahun 1969 dan direnovasi untuk Piala Dunia 2014. Stadion ini menjadi markas penuh sejarah, saksi berbagai momen heroik klub.
Rivalitas Grenal: Sejarah & Fakta Menarik
Derbi Grenal adalah salah satu rivalitas paling sengit di dunia. Hingga kini, ribuan pertandingan telah digelar, dengan rekor kemenangan yang relatif seimbang.
Fakta menarik:
-
Grenal pertama dimainkan pada 18 Juli 1909, dimenangkan Grêmio 10–0.
-
Pertandingan sering diwarnai drama, tensi tinggi, bahkan kerusuhan di tribun.
-
Grenal bukan sekadar laga sepak bola, melainkan pertarungan identitas masyarakat Porto Alegre.
Rivalitas ini menjadi motor penggerak sepak bola di Brasil selatan, dan setiap pertemuan selalu menjadi sorotan nasional.
Internacional di Abad ke-21 (2010–Sekarang)
Setelah kejayaan 2010-an awal, Inter mengalami periode naik-turun. Mereka sempat terdegradasi ke Série B pada 2016, sebuah momen mengejutkan mengingat status mereka sebagai klub besar. Namun, Inter segera bangkit dan kembali ke kasta tertinggi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Inter berusaha membangun kembali identitasnya sebagai klub papan atas. Mereka aktif di kompetisi Copa Libertadores dan Série A, meski menghadapi tantangan finansial dan persaingan ketat dari klub-klub kaya Brasil.

Beberapa pemain muda berbakat kembali bermunculan dari akademi, menunjukkan bahwa Inter tetap menjadi ladang talenta.