Ronaldinho siapa yang tidak mengenal pemain sepak bola asdal brazil ini.
dengan gaya permainan tarian samba nya dengan ciri khas senyumannya.
dia lah rolandhinho.
Baca juga : Misteri Rumah Sakit Jiwa Peningalan Belanda
Baca juga : Manfaat Memakan Keong sawah atau tutut
Baca juga : jiwa kepemimpinan kades bertato kades oho
Ronaldinho, yang memiliki nama lengkap Ronaldo de Assis Moreira, lahir pada 21 Maret 1980 di Porto Alegre, Brasil. Ia dikenal sebagai salah satu pesepak bola paling berbakat sepanjang masa, bukan hanya karena kemampuan teknisnya, tetapi juga karena gaya bermainnya yang penuh kreativitas, kebebasan, dan keceriaan. Ronaldinho adalah simbol sepak bola indah (jogo bonito) yang selalu dikenang para penggemar.
Ronaldinho tumbuh dalam keluarga sederhana. Ayahnya, João Moreira, pernah menjadi pemain sepak bola amatir dan kemudian bekerja di klub Gremio. Kakaknya, Roberto de Assis, sempat bermain di Eropa dan kemudian menjadi manajer Ronaldinho sepanjang kariernya. Sejak kecil, Ronaldinho sudah menunjukkan bakat besar. Ia terbiasa bermain futsal dan sepak bola pantai (beach soccer), dua permainan yang melatih kontrol bola, dribel cepat, dan kreativitas—kemampuan yang kemudian menjadi ciri khasnya.
Pada usia 13 tahun, Ronaldinho menarik perhatian publik ketika mencetak 23 gol dalam satu pertandingan futsal anak-anak. Media Brasil mulai menyebutnya sebagai bintang masa depan. Ia akhirnya bergabung dengan akademi Grêmio, klub terbesar di Porto Alegre.
Karier Awal di Gremio

Debut profesional Ronaldinho bersama tim utama Gremio terjadi pada 1998. Ia segera memikat fans berkat keterampilannya. Salah satu momen paling ikonik datang pada 1999, ketika ia mempermalukan bek legendaris Dunga, mantan kapten Brasil di Piala Dunia 1994, dalam sebuah laga. Pada tahun yang sama, Ronaldinho dipanggil ke tim nasional Brasil dan tampil di Copa América 1999, di mana ia mencetak gol indah melawan Venezuela.
Perjalanan ke Eropa: Paris Saint-Germain (2001–2003)

Tahun 2001, Ronaldinho pindah ke Eropa untuk bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG) dengan biaya transfer sekitar €5 juta. Meski kariernya di PSG diwarnai kontroversi, seperti sering terlambat latihan, Ronaldinho tetap menunjukkan kualitas kelas dunia. Ia mencetak 25 gol dalam 77 penampilan. Salah satu momen paling dikenang adalah ketika ia mencetak gol spektakuler melawan Guingamp, dengan dribel melewati banyak pemain sebelum menaklukkan kiper.
Pada periode ini, banyak klub besar Eropa mulai melirik Ronaldinho, termasuk Manchester United. Namun, Barcelona berhasil memenangkan perebutan tanda tangannya pada 2003.
Masa Keemasan di Barcelona (2003–2008)
Ronaldinho resmi bergabung dengan Barcelona pada Juli 2003 dengan biaya €30 juta. Kedatangannya menjadi titik balik sejarah klub. Saat itu, Barcelona sedang terpuruk, tetapi Ronaldinho segera menghidupkan kembali semangat tim dan suporter.
Prestasi penting bersama Barcelona:
-
La Liga: 2004–05, 2005–06
-
Liga Champions UEFA: 2005–06
-
Supercopa de España: 2005, 2006
-
Ballon d’Or: 2005
-
FIFA World Player of the Year: 2004, 2005
Puncak kejayaan Ronaldinho terjadi pada
2005 ketika ia tampil luar biasa melawan Real Madrid di Santiago Bernabéu. Ia mencetak dua gol, termasuk satu gol solo run yang membuat para suporter Madrid memberikan tepuk tangan berdiri—sebuah penghormatan langka bagi pemain Barcelona.
Di Barcelona pula Ronaldinho menjadi mentor bagi Lionel Messi muda. Messi sering menyebut bahwa Ronaldinho adalah orang pertama yang mendukung dan memberinya kepercayaan diri di tim utama.

AC Milan dan Fase Akhir Karier Klub
Pada 2008, Ronaldinho pindah ke AC Milan dengan harga €24 juta. Meski tidak lagi mencapai level terbaiknya, ia tetap tampil gemilang. Pada musim 2009–10, Ronaldinho menjadi pencetak assist terbanyak di Serie A dengan 14 umpan gol.
Setelah tiga musim di Milan, ia kembali ke Brasil pada 2011 untuk membela Flamengo, lalu pindah ke Atlético Mineiro pada 2012. Bersama Atlético, Ronaldinho meraih salah satu gelar paling prestisius dalam kariernya, yaitu Copa Libertadores 2013. Itu adalah gelar pertama dalam sejarah klub, dan Ronaldinho menjadi bintang utama dengan kreativitas dan pengalamannya.

Setelah itu, ia sempat bermain singkat di Querétaro (Meksiko) dan Fluminense (Brasil) sebelum pensiun pada 2018.
Karier Internasional Bersama Brasil
Ronaldinho juga mencatatkan sejarah bersama tim nasional Brasil.
-
Copa América 1999: Juara
-
Piala Dunia 2002: Juara, bersama Ronaldo dan Rivaldo membentuk trio 3R. Gol tendangan bebasnya melawan Inggris pada perempat final menjadi salah satu momen legendaris.
-
Piala Konfederasi 2005: Juara
Secara total, Ronaldinho mencatat 97 penampilan internasional dan 33 gol. Meski kariernya bersama timnas tidak sepanjang bintang Brasil lain seperti Cafu atau Dani Alves, kontribusinya tetap besar dalam membawa Brasil berjaya di awal 2000-an.
Gaya Bermain dan Ciri Khas
Ronaldinho dikenal sebagai pemain dengan teknik luar biasa. Beberapa ciri khasnya adalah:
-
Dribel Elastico (flip-flap) yang mematahkan keseimbangan lawan.
-
No-look pass atau operan tanpa melihat yang membingungkan lawan.
-
Kontrol bola futsal, hasil dari masa kecilnya bermain di lapangan kecil.
-
Tendangan bebas akurat, banyak di antaranya menghasilkan gol spektakuler.
-
Senyum abadi—ia hampir selalu bermain dengan wajah penuh kegembiraan.
Banyak pemain top dunia seperti Messi, Neymar, hingga Mbappé mengaku terinspirasi oleh gaya bermain Ronaldinho.
Ronaldinho akan selalu dikenang sebagai maestro sepak bola yang membawa seni ke lapangan hijau. Ia bukan hanya peraih gelar, tetapi juga simbol jogo bonito—sepak bola indah yang menghibur.
Seperti kata banyak pengamat: “Ronaldinho tidak sekadar bermain bola, ia melukisnya.” Warisan terbesarnya adalah inspirasi kepada generasi muda bahwa sepak bola harus dimainkan dengan senyum dan kebebasan.
Kontroversi dan Kehidupan Pribadi
Di balik kejeniusannya, Ronaldinho juga menghadapi berbagai kontroversi. Gaya hidup glamor, pesta, dan kurang disiplin sering menjadi masalah. Saat di Barcelona, kebiasaan begadang membuat performanya menurun pada musim-musim terakhir.
Setelah pensiun, Ronaldinho juga terseret kasus hukum. Pada 2020, ia sempat dipenjara di Paraguay karena menggunakan paspor palsu. Ia mendekam selama sekitar lima bulan sebelum dibebaskan dengan denda.
Meski demikian, citra Ronaldinho tetap positif di mata banyak penggemar. Ia dianggap sebagai sosok yang bermain sepak bola dengan kebahagiaan murni, bukan semata-mata profesionalisme.
Dengan lebih dari 800 pertandingan profesional, puluhan gelar, serta penghargaan individu bergengsi, Ronaldinho mengukir namanya di sejarah sepak bola dunia. Namun yang membuatnya abadi bukan hanya trofi, melainkan gaya bermain yang unik dan kepribadian yang menawan.
Ronaldinho adalah bukti bahwa sepak bola tidak hanya soal kemenangan, tetapi juga tentang bagaimana permainan itu bisa memberikan kebahagiaan bagi pemain dan penontonnya.