
Porco” baru muncul puluhan tahun setelah Palmeiras berdiri. Pada era 1960–1970-an, rival abadi Palmeiras,
khususnya Corinthians, kerap menggunakan istilah “Porco” sebagai ejekan.
Baca juga : konflik timur tengah berdampak secara global
Baca juga : Perjalanan karier verrell bramasta
Baca juga : inovasi perkebunan pertanian cabe rawit
Baca juga : petualangan ekstream gunung latimojong
Baca juga : Fungsi Paprika bagi kesehatan
Sepak bola Brasil bukan hanya soal teknik tinggi, dribel indah, atau gol spektakuler. Lebih dari itu, sepak bola di negeri Samba adalah identitas sosial, budaya, dan politik. Salah satu klub yang paling mencerminkan hal tersebut adalah Sociedade Esportiva Palmeiras, dengan basis pendukungnya yang fanatik, dikenal sebagai “Porco”.
Bagi orang awam, istilah “Porco” yang berarti babi mungkin terdengar aneh untuk dijadikan identitas kebanggaan. Namun bagi jutaan suporter Palmeiras, julukan itu bukan sekadar simbol, melainkan cerminan resistensi, kebersamaan, dan transformasi ejekan menjadi kehormatan.
Artikel ini akan membahas secara detail perjalanan “Porco” sebagai identitas suporter Palmeiras: dari asal-usulnya, perubahan makna, dinamika kelompok ultras, hingga pengaruh budaya mereka dalam sepak bola Brasil.
Sejarah Awal: Dari Palestra Italia ke Palmeiras
Untuk memahami identitas suporter Palmeiras, kita harus menengok sejarah klub itu sendiri.
Palmeiras berdiri pada tahun 1914 dengan nama Palestra Italia, hasil inisiatif komunitas imigran Italia di São Paulo. Klub ini menjadi wadah ekspresi budaya Italia di Brasil, terutama bagi para pekerja imigran. Para pendukung awal klub dikenal sebagai komunitas yang sangat solid, karena sepak bola menjadi sarana mempertahankan jati diri etnis mereka.
Namun, pada tahun 1942, ketika Brasil menyatakan perang terhadap Italia dalam Perang Dunia II, pemerintah melarang organisasi yang berhubungan dengan negara musuh. Nama Palestra Italia pun dipaksa berubah menjadi Palmeiras. Perubahan nama itu tidak menghapus semangat para pendukungnya; justru semakin memperkuat identitas mereka sebagai kelompok yang setia, adaptif, dan penuh kebanggaan.
Asal-Usul Julukan “Porco”
Julukan “Porco” baru muncul puluhan tahun setelah Palmeiras berdiri. Pada era 1960–1970-an, rival abadi Palmeiras, khususnya Corinthians, kerap menggunakan istilah “Porco” sebagai ejekan.

Bagi lawan, menyamakan Palmeiras dengan babi berarti menggambarkan klub dan suporternya sebagai sesuatu yang kotor, malas, dan tak bernilai. Tentu saja, pada awalnya istilah ini dipandang merendahkan.
Namun, sesuatu yang unik terjadi. Pada 1980-an, suporter Palmeiras justru mengambil alih ejekan itu dan membalikkan maknanya. Mereka mulai menyebut diri mereka sendiri sebagai “Porco” dengan penuh kebanggaan. Maskot babi hijau diperkenalkan, chant dengan kata “Porco” menggema, dan akhirnya istilah itu menjadi bagian resmi dari identitas klub.
Transformasi Makna: Dari Ejekan ke Kebanggaan
Perubahan makna ini adalah salah satu contoh paling menarik dalam sejarah budaya sepak bola. Mengapa suporter Palmeiras justru menerima ejekan yang ditujukan kepada mereka?
Ada beberapa alasan penting:

-
Strategi Resistensi Sosial
Dengan menerima ejekan, Palmeiras menunjukkan bahwa mereka tidak bisa dijatuhkan dengan hinaan. Justru mereka memperlihatkan ketahanan psikologis. -
Kebanggaan Kolektif
Babi, dalam kultur populer Brasil, adalah hewan yang keras kepala, kuat, dan sulit dikalahkan. Suporter mengubah asosiasi negatif menjadi simbol kekuatan. -
Identitas Unik
Dengan mengadopsi simbol yang berbeda, suporter Palmeiras menegaskan keunikan mereka dibanding rival seperti Corinthians (Timão) atau São Paulo FC (Tricolor).
Kini, “Porco” bukan hanya kata biasa, melainkan teriakan perang. Suporter selalu berteriak:
“Vai, Porco!” (Ayo, Babi!) setiap tim mereka berlaga.
Maskot Resmi: Babi Hijau Palmeiras
Pada tahun 1986, Palmeiras secara resmi menjadikan babi hijau sebagai maskot klub. Keputusan ini disambut meriah oleh para pendukung, karena akhirnya simbol itu diakui secara formal.
Maskot babi sering hadir dalam berbagai bentuk:
-
Boneka babi hijau yang dibawa suporter ke stadion.
-
Patung babi yang dipajang di sekitar Allianz Parque.
-
Mosaico raksasa berbentuk babi hijau yang memenuhi tribun.
Maskot ini kini identik dengan Palmeiras, sama halnya dengan singa untuk Chelsea atau setan merah untuk Manchester United.
Organisasi Suporter: Mancha Verde dan Lainnya
Mancha Verde
Kelompok suporter terbesar dan paling terkenal adalah Mancha Verde, yang berdiri pada tahun 1983. Mancha Verde bukan sekadar kelompok penonton, tetapi ultras yang mengorganisasi koreografi, chant, bahkan aksi sosial.
Ciri khas Mancha Verde:

-
Tribun penuh koreografi hijau-putih.
-
Genderang, spanduk, dan nyanyian sepanjang pertandingan.
-
Kehadiran masif di laga tandang, meski harus menempuh perjalanan ribuan kilometer.
Torcida Uniformizada do Palmeiras (TUP)
Selain Mancha Verde, ada juga TUP, kelompok suporter lain yang turut aktif mendukung klub. TUP dikenal lebih kecil dibanding Mancha Verde, tetapi tetap fanatik.
Diaspora Suporter
Tidak hanya di São Paulo, suporter Palmeiras tersebar di seluruh Brasil dan bahkan di luar negeri. Komunitas diaspora ini juga mengidentifikasi diri sebagai “Porco”, menunjukkan luasnya pengaruh simbol tersebut.
Budaya “Porco” dalam Kehidupan Suporter
Identitas “Porco” meresap ke banyak aspek kehidupan fans Palmeiras:
-
Bahasa dan Slogan
Kalimat seperti “Sou Porco com orgulho” (Saya Porco dengan bangga) sering terlihat di spanduk dan media sosial. -
Musik dan Chant
Lagu-lagu suporter selalu menyebut “Porco”. Misalnya chant populer dengan teriakan panjang: “Ôôôôô Porcoooo!” -
Merchandise
Kaos, topi, syal, hingga aksesori berbentuk babi hijau menjadi identitas visual fans. -
Ritual Pertandingan
Sebelum kick-off, tribun penuh dengan suara suporter meneriakkan “Vai, Porco!”, menciptakan atmosfer menakutkan bagi lawan.
Rivalitas dan Peran “Porco”
Identitas “Porco” makin menguat dalam konteks rivalitas Palmeiras dengan klub lain.
-
Derby Paulista (vs Corinthians)
Ini adalah rivalitas terbesar. Ketika Corinthians mengejek Palmeiras dengan kata “Porco”, kini fans Verdão membaliknya menjadi yel kebanggaan. -
Choque-Rei (vs São Paulo FC)
Suporter Palmeiras sering membawa atribut babi untuk memprovokasi lawan. -
Rivalitas dengan Santos
Identitas Porco juga hadir di derby ini, meskipun tidak seintens dengan Corinthians.
Dalam setiap derby, simbol babi hijau menjadi bendera perang.
Fanatisme dan Militansi
Suporter Palmeiras dikenal militan. Bahkan, dalam beberapa dekade terakhir, sering terjadi gesekan dengan polisi maupun kelompok suporter lawan. Identitas “Porco” di sini berfungsi sebagai bentuk perlawanan kolektif terhadap tekanan eksternal.
Namun, ada juga sisi positif: suporter Palmeiras sering mengorganisasi kegiatan sosial seperti:
-
Penggalangan dana untuk komunitas miskin.
-
Aksi solidaritas untuk korban bencana.
-
Program donor darah.
Hal ini menunjukkan bahwa “Porco” tidak hanya identitas dalam sepak bola, tetapi juga gerakan sosial.
Era Modern: Allianz Parque dan Kebanggaan Baru
Sejak pindah ke stadion modern Allianz Parque pada 2014, pengalaman suporter semakin berkembang. Atmosfer stadion ditandai dengan:

-
Tribun penuh nyanyian “Porco”.
-
Mosaico besar berbentuk babi hijau.
-
Teknologi suara dan pencahayaan yang menambah semarak identitas fans.
Di media sosial, tagar seperti #AvantiPalestra dan #VaiPorco selalu trending saat Palmeiras bermain.
Identitas “Porco” adalah salah satu kisah paling menarik dalam sejarah sepak bola dunia. Dari ejekan yang dilontarkan lawan, suporter Palmeiras berhasil mengubahnya menjadi simbol kebanggaan, kekuatan, dan solidaritas.
Kini, “Porco” bukan sekadar julukan, tetapi roh kolektif yang menyatukan jutaan fans Palmeiras di seluruh dunia. Dari koreografi megah di Allianz Parque hingga chant yang bergema di jalanan São Paulo, “Porco” adalah bukti bahwa sepak bola lebih dari sekadar permainan—ia adalah identitas hidup.
Palmeiras mungkin dikenal sebagai Verdão, klub hijau besar dengan segudang gelar, tetapi di hati suporternya, mereka akan selalu menjadi “Porco com orgulho” – babi hijau yang melawan segala rintangan dengan kebanggaan tak tergoyahkan.
Simbolisme Filosofis “Porco”
Jika dilihat lebih dalam, identitas babi memiliki makna filosofis:
-
Ketahanan: Babi dianggap hewan yang kuat dan sulit ditundukkan, mencerminkan semangat suporter Palmeiras.
-
Transformasi: Dari simbol ejekan menjadi simbol kebanggaan, menunjukkan kemampuan fans untuk mengubah stigma.
-
Kebersamaan: Suporter menyebut diri mereka “Família Porco”, yang berarti ikatan persaudaraan.