
persib bandung kembali menjadi buah bibir di inonesia dengan gebrakan transfer terbaru mendatangakan Eliano Reijnders dan Andrew Jung.
setelah menandatangkan thom haye dan Federico Barba persib bandung tidak cukup puas membuat kejutan.
sekarang persib bandung djuluki los galaticos indonesia.
Baca juga : Nafa urbach awal dan akhir karier politik
Baca juga : Puan Maharani Trah Politik Soekarno RI
Baca juga : Rakyat indonesia bersatu 1pahlawan menyatukan bangsa
Baca juga : Reformasi indonesia jilid 2 gugur 2 pahlawan
Baca juga : Inovasi masyarakat langsung perampasan aset
Persib Bandung adalah salah satu klub sepak bola paling populer di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Dengan basis suporter Bobotoh yang luar biasa fanatik, Persib bukan sekadar klub, melainkan identitas dan kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Musim 2024/2025 lalu, Persib tampil perkasa dengan menjuarai BRI Liga 1 (Super League Indonesia). Gelar itu menjadi penegasan bahwa Maung Bandung masih memiliki taji sebagai klub besar di Tanah Air.
Kini, memasuki musim 2025/2026, Persib kembali menjadi sorotan. Bukan hanya karena statusnya sebagai juara bertahan, tetapi juga karena aktivitas mereka di bursa transfer yang begitu agresif. Klub berjuluk Pangeran Biru itu mendatangkan sederet pemain bintang, baik lokal maupun asing, sehingga dijuluki sebagai salah satu skuad terkuat dalam sejarah Persib.
Bursa Transfer: Agresif, Berkelas, dan Mengguncang Kompetisi
Musim ini, Persib Bandung benar-benar “gila-gilaan” di pasar transfer. Manajemen klub seakan ingin memastikan dominasi mereka tidak hanya di level domestik, tetapi juga mampu bersaing di kompetisi Asia.

Rekrutan Lokal
Dari sisi pemain lokal, Persib berhasil mendatangkan sejumlah pemain berlabel Timnas Indonesia. Beberapa nama di antaranya adalah:
-
Saddil Ramdani – sayap cepat yang sebelumnya berkarier di Liga Malaysia bersama Sabah FC.
-
Alfeandra Dewangga – bek serbaguna yang mampu bermain di beberapa posisi.
-
Beckham Putra Nugraha – pemain muda yang diproyeksikan menjadi motor lini tengah masa depan.
Dengan komposisi ini, Persib kini dihuni oleh sedikitnya 6 pemain berlabel Timnas Indonesia aktif, sebuah kekuatan besar untuk klub lokal.
Rekrutan Asing
Dari pemain asing, manajemen benar-benar berani menggelontorkan dana besar. Nama-nama baru seperti:
-
Thom Haye (Belanda–Indonesia) – gelandang pengatur permainan dengan pengalaman Eropa.
-
Federico Barba (Italia) – bek tengah berpengalaman, pernah bermain di Serie A dan La Liga.
-
Luciano Guaycochea (Argentina) – gelandang kreatif dengan kemampuan eksekusi bola mati.
-
William Marcílio (Brasil) – gelandang serang cepat dan eksplosif.
-
Frans Putros (Irak) – bek tangguh dengan fleksibilitas posisi.
-
Andrew Jung (Prancis) – striker jangkung dengan finishing tajam.
-
Eliano Reijnders (Belanda, naturalisasi) – bek sayap kanan modern, penuh energi.
Jumlah pemain asing Persib kini mencapai 11 orang, jumlah maksimum yang diizinkan regulasi. Komposisi ini menjadikan mereka salah satu tim dengan skuad paling mewah di Asia Tenggara.
Komposisi Skuad 2025/2026: Perpaduan Senior, Bintang Asing, dan Talenta Muda
Musim ini, Persib mendaftarkan 31 pemain. Dari jumlah itu, 13 di antaranya adalah rekrutan baru.
-
Pemain Tertua: Achmad Jufriyanto (38 tahun), bek veteran yang masih dipercaya menjadi mentor bagi pemain muda.
-
Pemain Termuda: Nazriel Alfaro (17 tahun), gelandang hasil binaan akademi yang sudah mencatat debut di Piala Presiden.
Kehadiran Alfaro, Zulkifli Lukmansyah, dan Fitrah Maulana Ridwan menunjukkan bahwa regenerasi tetap diperhatikan di tengah maraknya pembelian pemain bintang.
Strategi Pelatih Bojan Hodak: Kombinasi Soliditas Eropa dan Kecepatan Asia

Pelatih Bojan Hodak, asal Kroasia, masih dipercaya menangani Persib. Hodak dikenal sebagai pelatih dengan filosofi permainan pragmatis namun efektif. Musim lalu, ia sukses membawa Persib menjuarai Liga 1 berkat pertahanan solid dan transisi cepat.
Dengan tambahan pemain baru, terutama di lini tengah, Hodak kini berpotensi mengubah gaya permainan Persib menjadi lebih modern. Kehadiran Thom Haye dan Guaycochea memungkinkan Persib menguasai bola lebih lama, sementara Saddil Ramdani serta Andrew Jung akan menjadi tumpuan dalam serangan cepat.
Formasi yang kemungkinan besar digunakan adalah 4-2-3-1, dengan Haye dan Marcílio sebagai double pivot, lalu Guaycochea di posisi playmaker, serta trio Saddil – Ciro Alves – Jung di lini depan.
Persib di Liga Domestik: Target Back-to-Back Champion
Sebagai juara bertahan, Persib punya beban besar untuk mempertahankan gelar. Rival abadi seperti Persija Jakarta dan Arema FC tentu tidak tinggal diam. Begitu pula dengan Borneo FC dan Bali United yang selalu konsisten menjadi pesaing.
Namun, dengan skuad bertabur bintang, banyak pengamat menilai Persib berpotensi besar untuk meraih gelar back-to-back champion. Bahkan, tidak sedikit yang menyebut musim ini bisa menjadi era dominasi baru Persib, sebagaimana Persija di era 2000-an atau Sriwijaya FC di akhir 2000-an.
Persib di Asia: Tantangan AFC Champions League 2
Tidak hanya fokus di Liga 1, Persib juga harus menghadapi kompetisi AFC Champions League 2 (ACL 2). Mereka tergabung di Grup G bersama:
-
Selangor FC (Malaysia)
-
Bangkok United (Thailand)
-
Lion City Sailors (Singapura)
Kompetisi ini menjadi ujian sesungguhnya bagi skuad mewah Persib. Jika mereka mampu lolos dari fase grup dan melaju jauh, reputasi Persib sebagai klub besar Asia Tenggara akan semakin terangkat.
Sorotan Suporter: Bobotoh di Balik Kesuksesan

Tidak bisa dipungkiri, keberhasilan Persib juga ditopang oleh suporter fanatiknya, Bobotoh. Dukungan mereka selalu luar biasa, baik di kandang (GBLA) maupun tandang. Acara peluncuran skuad baru bertajuk “Pesta Biru” menjadi bukti betapa eratnya hubungan klub dengan fans.
Dalam acara tersebut, jersey baru Persib musim ini juga resmi diperkenalkan. Kostum kandang tetap biru klasik, kostum tandang putih elegan, dan kostum ketiga bernuansa kuning-biru yang energik.
Tantangan: Eksodus Pemain Lokal dan Manajemen Rotasi
Meski skuad bertabur bintang, ada tantangan tersendiri. Kehadiran pemain asing dan naturalisasi berpotensi mengurangi menit bermain bagi pemain lokal. Beberapa nama senior seperti Dedi Kusnandar, Henhen Herdiana, dan Dimas Drajad kabarnya mulai terpinggirkan dan dipinjamkan ke klub lain.
Hal ini menimbulkan dilema: di satu sisi Persib butuh kekuatan instan untuk juara, namun di sisi lain regenerasi pemain lokal tidak boleh terhenti. Hodak dituntut cermat dalam merotasi tim agar semua pemain mendapatkan kesempatan berkembang.
Musim 2025/2026 bisa menjadi salah satu musim paling bersejarah bagi Persib Bandung. Dengan skuad yang luar biasa mewah, mereka bukan hanya difavoritkan untuk menjuarai Liga 1, tetapi juga dituntut tampil maksimal di kancah Asia.
Kombinasi pemain asing kelas dunia, talenta lokal, dan suporter yang setia menjadikan Persib sebagai kekuatan besar. Namun, manajemen dan pelatih harus mampu menjaga keharmonisan tim, memberi kesempatan bagi pemain lokal, dan mengatur strategi dengan bijak di tengah jadwal padat.
Jika semua elemen berjalan mulus, bukan tidak mungkin Persib Bandung akan menorehkan era kejayaan baru—baik di Indonesia maupun di Asia.
Analisis Kekuatan dan Kelemahan Persib Musim Ini
Kekuatan:
-
Skuad Paling Mewah di Indonesia – kombinasi pemain Timnas, bintang asing, dan pemain muda berbakat.
-
Pelatih Berpengalaman – Hodak punya reputasi bagus di Asia Tenggara.
-
Basis Suporter Fanatik – Bobotoh selalu menjadi pemain ke-12.
-
Kedalaman Skuad – hampir setiap posisi memiliki 2–3 pemain berkualitas.
Kelemahan:
-
Rotasi Pemain Lokal – potensi gesekan antara pemain senior dan pendatang baru.
-
Adaptasi Pemain Asing – tidak semua pemain bisa cepat beradaptasi dengan iklim sepak bola Indonesia.
-
Jadwal Padat – harus membagi fokus antara Liga 1 dan ACL 2.