Clube de Regatas do Flamengo berdiri pada 17 November 1895 di distrik Flamengo, Rio de Janeiro. Sesuai namanya, klub ini mula-mula adalah sebuah perkumpulan dayung (regatas), karena olahraga dayung pada masa itu sangat populer di kalangan elit pesisir Rio.

Baca juga : tol cipularang kembali menelan korban
Baca juga : makna kehidupan sederhana dalam rumah tangga
Baca juga : karier wakil bupati hengky kurniawan
Baca juga : Teknologi keberlanjutan inovasi ayam petelur
Baca juga : Bukit raya gunung misteri kalimatan
Baca juga : Manfaat memakan brokoli bagi jantung
Namun, popularitas sepak bola yang diperkenalkan ke Brasil oleh imigran Inggris pada akhir abad ke-19, membuat sejumlah anggota klub mengusulkan pembentukan divisi sepak bola. Akhirnya, pada tahun 1911, Flamengo resmi mendirikan tim sepak bola, setelah sekelompok pemain dari klub Fluminense meninggalkan timnya dan bergabung ke Flamengo. Dari sinilah perjalanan panjang klub dimulai.
dentitas Klub
-
Warna Klub: Merah (rubro) dan Hitam (negro), menghasilkan julukan abadi Rubro-Negro.
-
Julukan Lain: Mengão (panggilan akrab yang berarti “Flamengo besar”), Urubu (burung bangkai, lambang klub sejak 1969), dan Malvadão (julukan populer dekade belakangan, bermakna “sang kuat/berbahaya”).
-
Stadion: Klub banyak bermarkas di Estádio do Maracanã, ikon sepak bola dunia di Rio de Janeiro dengan kapasitas lebih dari 78.000 penonton. Flamengo sedang merencanakan pembangunan stadion mandiri modern dengan kapasitas besar, dijadwalkan untuk menggantikan ketergantungan pada Maracanã dalam jangka panjang.
-
Fans: Basis pendukung Flamengo dikenal dengan nama Nação Rubro-Negra (Bangsa Rubro-Negro). Mereka diperkirakan berjumlah puluhan juta orang di seluruh Brasil, menjadikan Flamengo sebagai klub dengan suporter terbanyak di negeri tersebut.
Perkembangan Awal (1912–1960)
Sejak awal, Flamengo tampil sebagai kekuatan lokal di kompetisi negara bagian, Campeonato Carioca. Turnamen ini sangat penting pada era tersebut, bahkan dianggap lebih bergengsi ketimbang liga nasional yang baru terbentuk jauh kemudian. Flamengo berhasil memenangkan beberapa gelar negara bagian sejak dekade 1910-an hingga 1950-an, sekaligus menancapkan diri sebagai salah satu dari “empat besar Rio” bersama Fluminense, Botafogo, dan Vasco da Gama.

Era ini juga membentuk fondasi rivalitas klasik Flamengo dengan klub-klub sekota, terutama Vasco da Gama. Derby antara Flamengo dan Vasco hingga kini tetap dikenal sebagai salah satu laga paling panas di Brasil, baik di lapangan maupun di tribun.
Era Keemasan: Zico dan Generasi Emas (1970–1980an)
Tidak ada periode yang lebih dikenang dalam sejarah Flamengo selain era 1970-an hingga 1980-an, masa kejayaan yang dipimpin oleh sosok legendaris: Arthur Antunes Coimbra, atau lebih dikenal sebagai Zico.
Zico sebagai Ikon
Zico bergabung dengan akademi Flamengo sejak remaja, lalu debut pada 1971. Ia tumbuh menjadi gelandang serang kreatif, pencetak gol ulung, dan pemimpin di lapangan. Dikenal sebagai “Pelé Putih”, Zico dianggap sebagai pemain terbaik yang pernah membela Flamengo.
Prestasi Domestik
-
Campeonato Brasileiro Série A 1980, 1982, 1983
Flamengo menjuarai liga nasional tiga kali dalam rentang empat tahun, menjadikan mereka kekuatan dominan di Brasil. -
Campeonato Carioca
Trofi negara bagian Rio terus bertambah, memperkuat dominasi mereka di level regional.
Prestasi Internasional
-
Copa Libertadores 1981
Flamengo meraih gelar Libertadores pertamanya setelah mengalahkan Cobreloa (Chile) di final. -
Piala Interkontinental 1981
Sebagai juara Libertadores, Flamengo menghadapi Liverpool di Tokyo. Dengan permainan gemilang Zico dan rekan-rekannya, Flamengo menang telak 3-0, menjadikan mereka juara dunia antar-klub. -
Keberhasilan ini membuat nama Flamengo dikenal luas hingga ke Eropa dan Asia.
Pemain Kunci Lain
Selain Zico, era ini juga melahirkan pemain hebat seperti Júnior (bek kiri), Leandro (bek kanan), Adílio (gelandang), dan Nunes (penyerang). Kombinasi mereka menjadikan Flamengo salah satu tim terkuat sepanjang sejarah sepak bola Brasil.
Periode Pasang Surut (1990–2000an)
Setelah era emas berakhir, Flamengo mengalami masa transisi. Klub tetap meraih gelar lokal, tetapi kesulitan mengulang dominasi nasional maupun internasional.
Faktor Ekonomi
-
Klub menghadapi masalah keuangan, salah satu isu umum bagi banyak klub Brasil saat itu.
-
Banyak bintang lokal lebih memilih pindah ke Eropa demi gaji lebih besar, sehingga sulit mempertahankan tim terbaik dalam jangka panjang.
Pemain Penting
Meski begitu, Flamengo masih dihiasi nama besar: Romário, Bebeto, Edmundo, hingga Dejan Petković, yang mencetak banyak gol penting di awal 2000-an. Kehadiran mereka menjaga popularitas Flamengo tetap tinggi, meski hasil di lapangan tidak selalu stabil.
Kebangkitan Modern (2010–Sekarang)
Restrukturisasi Manajemen
Memasuki dekade 2010-an, Flamengo mulai melakukan restrukturisasi finansial dan manajemen. Klub membayar utang, memperbaiki akademi, serta membangun model bisnis lebih berkelanjutan.
Puncak Baru: 2019–2020
-
Campeonato Brasileiro Série A 2019 dan 2020
Flamengo kembali mendominasi liga nasional dengan skuad berkelas internasional. -
Copa Libertadores 2019
Flamengo mengalahkan River Plate dalam final dramatis 2-1, dengan dua gol telat dari Gabriel Barbosa (Gabigol). -
Copa Libertadores 2022
Trofi ketiga Libertadores diraih setelah mengalahkan Athletico Paranaense. -
Pemain Kunci: Gabigol, Bruno Henrique, Giorgian De Arrascaeta, Filipe Luís, Diego Ribas.
-
Pelatih Jorge Jesus (2019–2020) dianggap arsitek kebangkitan modern Flamengo, memperkenalkan gaya permainan ofensif ala Eropa.
Basis Pemain Eropa dan Transfer Besar
Flamengo aktif di pasar transfer, mendatangkan pemain berpengalaman dari Eropa seperti David Luiz, Arturo Vidal, dan di 2025: Jorginho (eks Arsenal) serta Saúl Ñíguez (eks Atlético Madrid).
Prestasi Terkini (2021–2025)
-
Copa Libertadores 2022 (juara).
-
Copa do Brasil 2022 (juara).
-
Supercopa do Brasil beberapa kali.
-
Campeonato Carioca 2025, menambah daftar panjang trofi negara bagian.
-
FIFA Club World Cup 2025: Flamengo berpartisipasi dan mengalahkan Espérance de Tunis 2-0 dalam salah satu laga grup, menunjukkan daya saing global.
Infrastruktur dan Proyek Stadion Baru
Meski akrab dengan Maracanã, Flamengo merencanakan pembangunan stadion modern berkapasitas ±78.000 penonton di kawasan Gasômetro, Rio de Janeiro. Stadion ini diproyeksikan menjadi salah satu yang terbesar di Amerika Selatan, dengan fasilitas komersial, VIP, dan hak penamaan untuk menopang pemasukan klub.
Rivalitas
-
Fla-Flu (Flamengo vs Fluminense): Salah satu derby paling klasik di Brasil, sering dihadiri puluhan ribu penonton.
-
Flamengo vs Vasco da Gama: Derby penuh tensi dengan rival sekota bersejarah.
-
Flamengo vs Botafogo: Walaupun intensitasnya menurun dibandingkan era lama, tetap dianggap penting di Rio.
Akademi dan Pemain Muda
Flamengo terkenal menghasilkan talenta hebat yang kemudian sukses di Eropa, antara lain:
-
Vinícius Júnior (Real Madrid)
-
Lucas Paquetá (West Ham United, sebelumnya AC Milan)
-
Reinier (Al-Sadd, eks Real Madrid B)
Akademi Flamengo dianggap salah satu yang terbaik di Brasil, menghasilkan keuntungan besar lewat penjualan pemain.

Clube de Regatas do Flamengo bukan sekadar klub sepak bola. Ia adalah institusi budaya, sosial, dan ekonomi di Brasil. Dari asal-usul sebagai klub dayung, keemasan bersama Zico, masa sulit pada 1990-an, hingga kebangkitan modern di era Gabigol dan Jorge Jesus, Flamengo terus bertransformasi menjadi simbol kebanggaan Brasil.
Dengan dukungan basis fans terbesar, prestasi domestik dan internasional, serta ambisi memiliki stadion modern, Flamengo diproyeksikan akan tetap menjadi klub paling berpengaruh di Amerika Selatan, dan salah satu yang paling dikenal di dunia.
Fakta dan Rekor
-
Flamengo adalah salah satu dari hanya dua klub di Brasil yang tidak pernah terdegradasi dari Série A.
-
Klub ini mencatat lebih dari 13.000 gol resmi sepanjang sejarah, terbanyak di Brasil.
-
Flamengo memiliki salah satu basis fans terbesar di dunia, dengan lebih dari 40 juta pendukung di Brasil saja.
-
Klub disebut-sebut sebagai tim dengan valuasi finansial terbesar di Amerika Selatan pada dekade 2020-an.
Tantangan Masa Depan
-
Konsistensi Global: Menghadapi dominasi klub Eropa di Piala Dunia Antarklub.
-
Keuangan: Menyeimbangkan belanja pemain mahal dengan keberlanjutan finansial.
-
Stadion Baru: Menyelesaikan proyek stadion dengan pendanaan yang realistis.
-
Regenerasi Pemain: Memastikan akademi terus melahirkan bintang baru, meski tekanan kompetitif semakin tinggi.