Gianluigi Buffon lahir pada 28 Januari 1978 di Carrara, Italia. Ia berasal dari keluarga atlet; ayahnya seorang atlet lempar lembing, sedangkan ibunya atlet tolak peluru. Buffon kecil awalnya berposisi sebagai gelandang, namun pada usia 12 tahun ia mencoba posisi penjaga gawang dan menemukan bakat sejatinya.
Ayahnya, Adriano Buffon, adalah atlet lempar lembing.
Ibunya, Maria Stella, adalah juara tolak peluru dan lempar cakram.
Kedua kakaknya, Guendalina dan Veronica, pernah berkarier sebagai atlet bola voli profesional.
Bakat atletis Buffon sudah terlihat sejak kecil. Awalnya ia lebih sering bermain sebagai gelandang, bahkan idolanya saat itu adalah Thomas N’Kono, kiper legendaris Kamerun di Piala Dunia 1990. Buffon yang terinspirasi kemudian memutuskan beralih posisi ke penjaga gawang di usia 12 tahun.
Pada usia 13 tahun, Buffon bergabung dengan akademi Parma Calcio. Debut profesional

terjadi pada 19 November 1995, di usia 17 tahun, melawan AC Milan. Dalam debut itu, Buffon sukses menjaga gawangnya dari serangan pemain bintang seperti Roberto Baggio, George Weah, dan Marco Simone—dan laga berakhir 0–0. selama berkarier di parma dengan Prestasi :
Coppa Italia (1998–1999)
Piala UEFA (1998–1999)
Supercoppa Italiana (1999) Performa gemilang di Parma membuat Buffon disebut sebagai “the new Zoff,” merujuk pada Dino Zoff, legenda kiper Italia
Pada tahun 2001, Buffon pindah ke Juventus dengan nilai €52 juta—menjadi transfer kiper termahal dunia (rekor ini bertahan hampir 17 tahun).
Alasan Juventus merekrutnya jelas: mereka membutuhkan pengganti sepadan setelah era Edwin van der Sar.
berkarier di Juventus dengan Prestasi :
10 Scudetto Serie A (2002, 2003, 2012–2018)
5 Coppa Italia (2015, 2016, 2017, 2018, 2021)
7 Supercoppa Italiana
Finalis Liga Champions (2003, 2015, 2017) Buffon dikenal karena loyalitasnya, terutama saat Juventus terdegradasi ke Serie B akibat skandal Calciopoli (2006).

Alih-alih pindah ke klub besar lain, ia tetap bertahan dan membantu Juve kembali ke Serie A.
Karier Internasional Bersama timas Italia.
Buffon menjalani debut internasional pada 1997, menggantikan Gianluca Pagliuca saat playoff Piala Dunia melawan Rusia.
Puncak kejayaannya adalah di Piala Dunia 2006, Jerman.
Statistik Piala Dunia 2006: 7 pertandingan, hanya kebobolan 2 gol
1 gol bunuh diri (Cristian Zaccardo)
1 penalti (Zinedine Zidane di final)
Membuat 5 clean sheet
Dinobatkan sebagai Lev Yashin Award Winner (kiper terbaik turnamen)
Selain itu, Buffon membawa Italia ke final Euro 2012, meski kalah dari Spanyol.
176 caps (1997–2018) → Rekor pemain dengan penampilan terbanyak Italia
5 kali tampil di Piala Dunia FIFA (1998, 2002, 2006, 2010, 2014).
Buffon dianggap sebagai salah satu kiper paling lengkap sepanjang sejarah.
Beberapa aspek utamanya:
Refleks Cepat – mampu melakukan penyelamatan insting bahkan dari jarak dekat.
Posisi & Antisipasi – salah satu kiper terbaik dalam membaca arah bola.
One-on-One Specialist – jarang kalah duel dengan striker.
Kharisma dan Kepemimpinan – kapten yang disegani, bukan hanya di Juventus, tetapi juga di timnas.
Konsistensi Jangka Panjang – mampu menjaga performa elite selama lebih dari 25 tahun.
Pada musim 2018–2019, Buffon mencoba tantangan baru bersama Paris Saint-Germain (PSG). Meski hanya satu musim, ia meraih Ligue 1 dan menambah pengalaman internasional.
Ia kembali ke Juventus pada 2019, kemudian pulang ke klub masa mudanya, Parma, pada 2021. Buffon akhirnya mengumumkan pensiun pada Agustus 2023, di usia 45 tahun.
Buffon bukan sekadar penjaga gawang:
Ia simbol loyalitas, karena tetap bersama Juventus saat krisis.
Ia pionir dalam memperlihatkan usia bukan batasan, masih tampil kompetitif hingga usia 40+.
Ia inspirasi generasi kiper setelahnya, seperti Gianluigi Donnarumma dan Wojciech Szczęsny.
Bagi banyak pengamat, Buffon adalah salah satu kiper terbaik sepanjang masa, sejajar dengan Lev Yashin, Dino Zoff, dan Iker Casillas.
Buffon mengoleksi lebih dari 1100 penampilan resmi sepanjang kariernya, menjadikannya salah satu pemain dengan caps terbanyak dalam sejarah sepak bola dunia. Beberapa rekornya antara lain :
Clean sheet terbanyak di Serie A: 296 kali.
Tidak kebobolan terlama di Serie A: 974 menit (2015–2016).
Pemain Italia dengan caps terbanyak: 176 kali.
5 kali IFFHS World’s Best Goalkeeper.
Uniknya, meski meraih banyak gelar, Buffon tak pernah memenangkan Liga Champions, meski tiga kali mencapai final (2003, 2015, 2017). Fakta ini membuatnya dianggap sebagai “legenda tanpa mahkota” di Eropa, tetapi tidak sedikit yang berpendapat bahwa warisan Buffon jauh lebih besar dari sekadar trofi.
Buffon juga memiliki sisi menarik di luar lapangan:
Pernah menggunakan nomor punggung 88 saat di Parma, tetapi kemudian mengganti karena dianggap kontroversial.
Kolektor jersey kiper legendaris, salah satunya replika milik Lev Yashin.
Pernah membeli sebagian saham klub kota kelahirannya, Carrarese, sebagai bentuk cinta pada daerah asal.
Dijuluki “Superman” setelah suatu kali melakukan penyelamatan spektakuler, lalu membuka jersey Juventus dan memperlihatkan kaus dalam bergambar Superman.
baca juga : lisa blackpink gaya penampilan Panggung mempesona
baca juga : Kembalinya Tren Fashion Lama Tahun 1975
baca juga :Fashion Orang Korea Modern Tradisional Hanbok
Gianluigi Buffon adalah legenda hidup yang kisahnya akan terus dikenang. Dari anak kecil yang terinspirasi kiper Kamerun, hingga menjadi salah satu penjaga gawang terbesar sepanjang sejarah,
Buffon menunjukkan bahwa kejayaan datang dari disiplin, dedikasi, dan cinta pada profesi. Ia adalah bukti nyata bahwa menjadi legenda tidak selalu diukur dari jumlah trofi, tetapi dari dampak abadi yang ditinggalkan pada dunia sepak bola.