Edwin van der Sar adalah salah satu kiper terbesar dalam sejarah sepak bola dunia. Lahir di Voorhout, Belanda, pada 29 Oktober 1970, Van der Sar dikenal karena ketenangan, kemampuan distribusi bola yang luar biasa, serta karier panjangnya yang penuh prestasi. Perjalanannya dari Ajax Amsterdam hingga menjadi ikon Manchester United adalah kisah inspiratif tentang dedikasi, konsistensi, dan kualitas kelas dunia
Van der Sar mengawali karier sepak bola di klub kecil lokal, Foreholte dan Noordwijk, sebelum akhirnya bergabung dengan akademi Ajax Amsterdam pada akhir 1980-an. Debut profesionalnya terjadi pada 1990. Awalnya ia hanya menjadi pelapis, namun tak butuh waktu lama baginya untuk merebut posisi utama.
Di Ajax, Van der Sar menjadi bagian dari generasi emas klub yang juga melahirkan pemain-pemain hebat seperti Patrick Kluivert, Clarence Seedorf, Marc Overmars, dan Frank de Boer. Puncak kesuksesannya di Ajax terjadi pada musim 1994/1995 ketika ia membawa tim menjuarai Liga Champions UEFA. Dalam final di Wina, Ajax mengalahkan AC Milan 1-0 berkat gol Kluivert. Van der Sar tampil tenang menjaga gawang dari gempuran penyerang-penyerang Milan.
Selain trofi Liga Champions, ia juga meraih Piala UEFA 1992, Piala Intercontinental 1995, serta beberapa gelar Eredivisie dan KNVB Cup. Selama sembilan musim, ia mencatat lebih dari 300 penampilan untuk Ajax. Kesuksesan ini membuat namanya masuk radar klub-klub besar Eropa.
Petualangan di Juventus

Pada 1999, Van der Sar pindah ke Juventus dengan nilai transfer sekitar £5 juta. Ia menjadi kiper non-Italia pertama yang dipercaya mengawal gawang Si Nyonya Tua. Meski tampil cukup solid, kariernya di Turin tidak berjalan mulus. Juventus gagal meraih gelar besar, dan setelah dua musim, posisinya digantikan oleh Gianluigi Buffon yang dibeli dari Parma dengan harga rekor dunia untuk seorang kiper.
Meski tidak meninggalkan banyak trofi, pengalaman di Serie A memperkaya permainannya, terutama dalam membaca taktik pertahanan yang ketat khas Italia.
Membangun Nama di Fulham
Tahun 2001, Van der Sar hijrah ke Fulham, klub London yang baru promosi ke Premier League. Di sana, ia menjadi figur sentral dan salah satu alasan Fulham bisa bertahan di kasta tertinggi Inggris. Meski tidak meraih trofi besar, performa konsistennya menarik perhatian klub raksasa Inggris, Manchester United.
Puncak Karier di Manchester United
Tahun 2005, Sir Alex Ferguson membawa Van der Sar ke Manchester United. Keputusan ini terbukti jenius. United yang sempat kesulitan mencari kiper andal setelah era Peter Schmeichel akhirnya menemukan sosok pengganti yang sepadan.
Selama enam musim di Old Trafford, Van der Sar menjadi kiper utama dengan sederet pencapaian:
-
4x Juara Premier League: 2007, 2008, 2009, 2011
-
1x Liga Champions UEFA: 2008, setelah menahan penalti Nicolas Anelka di final melawan Chelsea
-
2x Piala Liga Inggris
-
1x Piala Dunia Antarklub FIFA 2008
Salah satu pencapaiannya yang paling fenomenal adalah rekor 1.311 menit tanpa kebobolan di Premier League musim 2008/2009. Hingga kini, rekor itu masih bertahan sebagai salah satu pencapaian terbaik dalam sejarah liga.
Selain itu, Van der Sar juga mencatatkan diri sebagai pemain tertua yang memenangkan Premier League, yaitu pada usia lebih dari 40 tahun. Ia pensiun pada akhir musim 2010/2011 setelah final Liga Champions melawan Barcelona di Wembley.
Karier Internasional bersama Timnas Belanda
Van der Sar mengabdi untuk Tim Nasional Belanda sejak 1995 hingga 2008. Ia mencatat 130 penampilan internasional, menjadikannya pemain dengan caps terbanyak sepanjang sejarah Belanda saat itu.
Ia tampil di tiga Piala Dunia (1994, 1998, 2006) dan empat Kejuaraan Eropa (1996, 2000, 2004, 2008). Meskipun Belanda tidak pernah meraih trofi besar selama eranya, Van der Sar selalu menjadi andalan di bawah mistar. Penampilannya yang konsisten dan kepemimpinannya membuatnya dihormati oleh rekan maupun lawan.
Penghargaan Individu
Selama kariernya, Van der Sar mengoleksi banyak penghargaan individu, di antaranya:
-
Best European Goalkeeper (1995, 2009)
-
UEFA Club Goalkeeper of the Year (2009)
-
Premier League Golden Glove
-
Termasuk dalam FIFPro World XI dan UEFA Team of the Year pada beberapa kesempatan.
Pengakuan ini menegaskan statusnya sebagai salah satu kiper terbaik dunia.

Kehidupan Setelah Pensiun
Pensiun tidak membuat Van der Sar jauh dari sepak bola. Pada 2012, ia kembali ke Ajax dalam jajaran manajemen. Ia menjabat sebagai direktur pemasaran, lalu naik menjadi CEO Ajax pada 2016. Di bawah kepemimpinannya, Ajax berkembang sebagai klub modern dengan visi jangka panjang, baik di dalam maupun luar lapangan.
Meski begitu, ia mengundurkan diri dari posisinya pada 2023 setelah periode yang penuh dinamika.
Warisan dan Reputasi
Edwin van der Sar dikenang sebagai kiper yang memiliki segalanya: refleks tajam, distribusi bola cerdas, kemampuan membaca permainan, serta mental baja di laga-laga besar. Ia adalah jembatan antara era klasik kiper bertahan dengan era modern kiper yang aktif membangun serangan.
Dengan karier panjang di level tertinggi, dari Ajax, Juventus, Fulham, hingga Manchester United, ia telah membuktikan bahwa konsistensi adalah kunci kesuksesan. Tak heran jika banyak penggemar dan pakar menempatkannya sebagai salah satu kiper terbaik dalam sejarah sepak bola dunia.
baca juga : Gaya Hidup Masyarakat Prindavan india
baca juga :Manfaat Menetapkan Jadwal Bermain HP untuk Anak
baca juga : Gaya Hidup dan Kisah Asmara Jung Woo-sung

, tetapi juga di luar lapangan sebagai pemimpin klub. Bagi banyak orang, Edwin van der Sar adalah simbol dari profesionalisme, ketenangan, dan kualitas tanpa kompromi